NYON (RIAUPOS.CO) - UEFA meminta para pemain untuk berhenti memindahkan botol sponsor yang ditampilkan di sesi konferensi pers Piala Eropa 2020 (Euro 2021). Cristiano Ronaldo, Paul Pogba, dan Manuel Locatelli sempat memindahkan botol sponsor.
Direktur Turnamen Piala 2020, Martin Kellen, dikutip dari Sportsnet, sudah membicarakan hal ini pada seluruh tim.
"UEFA mengingatkan kepada seluruh tim peserta bahwa kerja sama dengan pihak lain adalah bagian tidak terpisahkan dari kejuaraan ini dan juga untuk memastikan perkembangan sepakbola di seluruh Eropa, termasuk bagi pemuda dan perempuan," kata Direktur Turnamen Euro 2020 UEFA, Martin Kallen, seperti dilansir Reuters.
Kallen menyinggung soal sikap Ronaldo yang memindahkan botol minuman ringan Coca-Cola, salah satu sponsor Piala 2020, yang diletakkan di meja saat jumpa pers. Hal itu dilakukan setelah Portugal menang 3-0 atas Hungaria dalam babak penyisihan Grup F.
Pesepakbola berusia 36 tahun itu lantas mengangkat botol berisi mineral dan mengatakan "air putih" dalam bahasa Portugal. Sikap Ronaldo itu menjadi viral dan membuat nilai saham Coca-Cola sempat turun.
Sikap serupa juga dilakukan oleh Locatelli dalam jumpa pers setelah Italia mengalahkan Swiss 3-0.
Lalu, pesepakbola Prancis, Paul Pogba, memindahkan botol bir Heineken, yang merupakan salah satu sponsor Piala 2020, dari hadapannya saat jumpa pers setelah mengalahkan Jerman 1-0. Alasan Pogba diduga lantaran bir yang mengandung alkohol dinilai haram karena dia seorang muslim.
Untuk kasus Pogba, penghargaan Man of The Match yang diberikan kepada Pogba berasal dari Heineken. Heineken juga mengklaim bir itu tidak mengandung alkohol.
Terkait sikap Pogba, Kallen menyatakan bisa memaklumi.
"Jika memang karena alasan agama, memang tidak harus ada botol di sana," ujar Kallen.
UEFA menyatakan, mereka tidak akan menjatuhkan denda kepada para pemain yang menyingkirkan botol sponsor dalam jumpa pers, dan menyerahkan hal itu kepada federasi sepakbola masing-masing negara peserta. Mereka juga belum merumuskan aturan jika hal itu kembali terjadi di kemudian hari.
"Kami tidak pernah secara langsung menjatuhkan denda langsung kepada pemain, kami selalu melakukannya melalui federasi dan mereka yang mengambil tindakan. Kami punya aturan yang disetujui oleh seluruh federasi. Kami mengingatkan mereka tentang kewajiban itu dan memang hukuman denda selalu terbuka," ujar Kallen.
Sumber: Reuters/News/CNN/Daily Mail
Editor: Hary B Koriun